2025 - 𝐭𝐫𝐒𝐬𝐟

тяιѕƒ ρяσנє¢Ρ‚

Linux Enthusiast • Coffee-Fueled Open Source

Passionate about terminals, systems, scripts, and sipping black coffee while fixing bugs

Previous Work

No sponsors. No noise. Just me, code, and bitter coffee


Ada masa di mana seorang opreker Android akhirnya memutuskan untuk “pensiun” dan kembali ke stock ROM bawaan pabrikan πŸ˜„ ganti device yang lebih baru sih hehe... Itu juga yang saya alami waktu mau balikin Redmi Note 9 Pro (joyeuse) ke kondisi awal no root, no custom recovery, no mod lagi.


Semua berjalan lancar sampai di tahap flashing via terminal menggunakan script bawaan flash_all.sh. Tapi tiba-tiba muncul error ini:

FAILED (remote: 'Check CRC failed')
fastboot: error: Command failed


Awalnya saya kira file ROM-nya corrupt atau hasil extract-nya rusak. Tapi setelah dicek ulang checksum SHA256 dan ukuran file, semuanya valid. Jadi jelas masalah bukan di ROM-nya.


πŸ’₯ Penyebab Error “Check CRC Failed”

Ternyata penyebabnya bukan dari ROM, tapi dari tool fastboot bawaan Ubuntu 24.04.

Ubuntu 24.04 membawa fastboot versi 36.0.0, sedangkan ROM Xiaomi lama (terutama MIUI 12–14) masih menggunakan format dan mekanisme CRC lama yang tidak cocok dengan fastboot versi terbaru.

Fastboot terlalu baru, ROM-nya terlalu lama πŸ˜…


🧰 Solusi: Gunakan Fastboot Versi 33.0.3

Setelah beberapa percobaan, solusi yang benar-benar berhasil yaitu turunkan versi fastboot ke 33.0.3 dari Android SDK Platform Tools.

  • Hapus Fastboot Lama

sudo apt remove fastboot -y

  • Download dan Extract Platform Tools Versi 33.0.3

Unduh langsung dari situs resmi Google:
πŸ‘‰ https://developer.android.com/studio/releases/platform-tools

Atau langsung lewat terminal:

wget https://dl.google.com/android/repository/platform-tools_r33.0.3-linux.zip
unzip platform-tools_r33.0.3-linux.zip

  • Pindahkan ke Lokasi Permanen

sudo mv platform-tools /usr/local/platform-tools

  • Tambahkan ke PATH Sistem

echo 'export PATH=$PATH:/usr/local/platform-tools' >> ~/.bashrc
source ~/.bashrc

  • Verifikasi Instalasi Fastboot

fastboot version

Pastikan keluar output seperti ini:

fastboot version 33.0.3-8952118
Installed as /usr/local/platform-tools/fastboot


⚡ Flash ROM Xiaomi

Sekarang lanjut ke proses flashing stock ROM tanpa lock BL. Pastikan kamu sudah download ROM fastboot versi global yang sesuai untuk device kamu (contohnya joyeuse_id_global_images...).

1. Extract File ROM

tar -xvf joyeuse_id_global_images_V14.0.1.0.SJZIDXM_*.tgz

2. Masuk ke Folder Hasil Extract

cd joyeuse_id_global_images_*/

3. Beri Izin Eksekusi Script Flash

chmod a+x flash_all.sh

4. Jalankan Flashing

sudo ./flash_all.sh

Tunggu prosesnya sampai selesai. Script ini akan otomatis mem-flash seluruh partisi hingga reboot ke sistem MIUI bawaan.


πŸš€ Hasil Akhir

Setelah saya turunkan fastboot ke versi 33.0.3, proses flashing langsung sukses tanpa error CRC. Device reboot normal dan kembali ke stock ROM MIUI bawaan.

“Check CRC Failed” bukan karena ROM rusak, tapi karena fastboot versi 36 di Ubuntu 24.04 belum kompatibel dengan format CRC lama Xiaomi. Solusinya sederhana: downgrade fastboot ke versi 33.0.3.


🧭 Kesimpulan Singkat

TahapKeterangan
πŸ” Masalah“Check CRC Failed” saat flash ROM Xiaomi
πŸ’‘ PenyebabFastboot v36 tidak kompatibel
πŸ› ️ SolusiGunakan Fastboot v33.0.3 dari Android SDK
✅ HasilFlashing sukses tanpa error

Dengan langkah ini, kamu bisa flash stock ROM Redmi Note 9 Pro (dan seri Xiaomi lainnya) dengan aman di Ubuntu 24.04 tanpa pusing CRC error. Kadang masalahnya bukan di device atau ROM, tapi di tool yang terlalu canggih untuk firmware jadul πŸ˜….




 


Kamu pengguna Windows tapi mulai penasaran dengan Linux? Tapi takut ribet dan tampilannya asing? Nah, kenalin: AnduinOS sistem operasi GNU/Linux berbasis Ubuntu yang tampilannya mirip banget sama Windows 11.


πŸ”Ή Apa Itu AnduinOS?

AnduinOS adalah distro Linux yang dirancang supaya familiar bagi pengguna Windows. Dibuat oleh Anduin Xue, seorang engineer Microsoft (bukan dari tim Windows), Anduinos bisa dibilang sebagai “Linux buat orang yang belum siap move on dari Windows.”


πŸ”Ή Kesan Pertama

Begitu booting, tampilannya langsung bikin “loh ini Linux?”
• Taskbar di bawah
• Start menu ala Windows
• Quick settings dan notification tray yang mirip banget sama Windows 11

Tapi saat buka terminal… baru deh terasa “aura Linuxnya.”


πŸ”Ή Fitur Menarik

✅ Berbasis Ubuntu — stabil, didukung komunitas luas
✅ Ringan — ISO cuma sekitar 2 GB
✅ No telemetry — lebih aman dan private
✅ Flatpak & App Center siap pakai
✅ Tampilan modern pakai GNOME yang dimodifikasi

Cocok buat laptop tua, PC harian, atau bahkan user newbie yang cuma mau browsing dan ngetik.


πŸ”Ή Cocok Buat Siapa?

  • Pengguna Windows yang mau coba Linux tanpa kaget
  • Orang tua yang perlu OS stabil tapi gak ribet
  • User yang gak suka Windows 11 tapi masih butuh feel-nya
  • Pelajar juga oke sih

πŸ”Ή Kesimpulan

Anduinos bukan distro Linux revolusioner, tapi penyelamat bagi yang mau migrasi pelan-pelan dari Windows.
Desainnya bersahabat, isinya powerful, dan… dibuat oleh orang dalam Microsoft. Menarik, kan?

 

🎯 Coba aja langsung di: www.anduinos.com

#AnduinOS #Linux





Ditulis dengan bantuan AI 

Sudah cukup lama blog ini terbengkalai. Bukan karena kehilangan semangat. Bukan juga karena sudah tidak ada yang bisa dibagikan. Tapi karena satu hal yang mungkin juga kamu rasakan: waktu yang makin sempit, dan fokus yang terpecah.


Dulu, blog ini saya gunakan untuk membagikan rilis custom ROM, kernel build terbaru, dan berbagai tutorial oprek Android. Ada juga catatan seputar Linux, modifikasi sistem, serta troubleshooting yang saya alami sendiri. Semua itu saya tulis agar bisa bermanfaat untuk siapa pun yang kebetulan nyasar lewat Google.


Tapi belakangan, semua itu berhenti. Bukan karena saya berhenti ngoprek justru makin aktif. Tapi sekarang, informasi seolah harus lebih cepat disampaikan lewat video. Banyak yang lebih memilih nonton daripada membaca. Dan akhirnya, saya juga lebih sering berbagi lewat media sosial, YouTube, atau kadang cukup dalam grup atau channel Telegram.


Blog ini, akhirnya jadi museum. Sepi tapi penuh memori.


Apakah Blog Sudah Ketinggalan Zaman?


Muncul pertanyaan: masih pentingkah blog di masa sekarang?

Kita tahu, video dominan. Tapi blog punya satu kekuatan yang sering dilupakan: struktur dan kedalaman. Ketika orang cari referensi soal flashing, perbandingan ROM, optimasi kernel, atau tutorial command-line, artikel blog yang rapi masih jadi pilihan utama.


Bahkan saya sendiri pun sering "nyasar" ke blog lama orang lain saat cari solusi teknis dan di situlah saya sadar: “Eh, ternyata blog masih punya tempat, ya.”


Blog = Arsip dan Dokumentasi yang Bernilai


Tidak semua orang langsung ingat apa yang pernah mereka utak-atik 3 tahun lalu. Tapi kalau sudah sempat nulisnya di blog, tinggal buka arsip, dan ingat lagi alurnya. Blog juga menjembatani kita dengan pengguna yang lebih luas: dari pemula yang baru belajar, sampai developer yang ingin tahu pendekatan berbeda.


Dan dari sisi SEO, blog masih jauh lebih kuat dibanding konten pendek. Apalagi untuk keyword teknis yang spesifik.


Dan Karena Itulah Saya Menulis Ini…


Hari ini, saya kembali menyapa lewat blog. Mungkin bukan dengan tutorial baru (belum sempat nulisnya), tapi dengan refleksi. Dengan bantuan AI (ChatGPT), saya mencoba menghidupkan kembali ruang ini. Setidaknya sebagai pengingat, bahwa saya masih di sini. Masih ngoprek. Masih suka berbagi. Hanya medianya saja yang kadang berubah.


Dan mungkin kamu juga sedang mengalami hal yang sama.


Bagaimana Menurutmu?


Kamu yang dulu mungkin juga rajin nulis blog tentang oprek, Linux, custom ROM, atau dunia teknis lainnya apa kamu juga merasa blog mulai ditinggalkan?


Apakah kamu lebih nyaman membuat konten video sekarang? Atau kamu juga merasa blog masih penting sebagai tempat dokumentasi pribadi dan referensi publik?


Silakan tinggalkan komentarmu.
Atau tag saya lewat media sosial. Saya benar-benar ingin tahu:
Menurut kamu, apakah blog masih relevan hari ini?